BAB PERTAMA BAHAGIAN PERTAMA


إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ


(Inna fii riftaalika ladzikraa Iiman kaana lahuu qalb).
"Sesungguhnya hal yang demikian itu menjadi pengajaran bagi siapa yang mempunyai hati (pengertian)(S.Qaaf, ayat 37),



بسم الله الرحمٰن الرحيم
أحمده الله أولاً حمداً كثيراً متوالياً، وإن كان يتضاءل دون حق جلاله حمد الحامدين



Pertama-tama, aku memuji Allah, pujian yang banyak, berturut- turut, walaupun amat kecil pujian pemuji-pemuji itu, kurang dari hak keAgunganNya.


Kedua, aku bersalawat dan mengucapkan salam kepada Rasul-rasul- Nya, salawat yang meratai Rasul-rasul yang lain, bersama penghulu ummat manusia.


Ketiga, aku memohonkan kebajikan kepada Allah Ta'ala, tentang membangkitnya cita-citaku, mengarang sebuah kitab, tentang "Menghidupkan Kembali ilmu-ilmu Agama" (Ihya' Ulumiddin).


Keempat, aku menantang, untuk memotong kesombonganmu, hai pencela, yang melampaui batas pada mencela, diantara golongan orang-orang yang ingkar, yang berlebih-lebihan mencaci dan melawan, diantara lapisan orang-orang yang melawan, yang lalai.


Maka sesungguhnya telah terlepas ikatan diam dari lidahku. Telah dikalungkan pada leherku, tanggungan berkata-kata dan kalung mutiara bertutur kata, selama engkau berkekalan buta dari kebenaran yang nyata, serta berkepanjangan menolong yang batil, membaguskan kebodohan dan mengobarkan fitnah kepada orang, yang memilih mencabut diri sedikit dari adat kebiasaan orang banyak. Dan ia cenderung sedikit dari membiasakan diri mengikuti kebiasaan itu, kepada beramal dengan yang dikehendaki oleh ilmu, karena mengharap mencapai apa yang diajak oleh Allah Ta'ala beribadah kepadaNya. Yaitu : membersihkan diri dan membaikkan hati. Dan untuk memperoleh kembali sebahagian apa yang telah dibuang-buangkannya, dari menyia-nyiakan umur, karena putus-asa dari kesempumaan memperoleh kembali dan menampalkannya. Dan tersisih dari kumpulan orang, yang dikatakan terhadap mereka oleh yang empunya syari'at - rahmat Allah dan sejahteraNya kepadanya.

أشد الناس عذابا يوم القيامة عالم لم ينفعه الله سبحانه بعلمه

(Asyaddun naasi 'adzaaban yaumal qiyaamati 'aalimun lam yanfa-hullaahu subhaanahuu bi'ilmih). Artinya :"Manusia yang sangat menderita azab pada hart qiamat, ialah orang yang berilmu (orang alim), yang tidak diberi manfa'at oleh Allah swt. dengan ilmunya". (1 )


Demi umurku, sesungguhnya tiada sebab untuk berkekalannya kamu pada kesombongan, selain oleh penyakit yang meratai orang banyak. Bahkan telah meratai golongan orang-orang yang teledor, dari pada memperhatikan pentingnya persoalan ini. Dan bodoh, bahwa persoalan ini besar. Dan keadaannya itu sungguh- sungguh. Akhirat itu di depan dan dunia itu di belakang. Ajal itu dekat.Perjalanan itu jauh. Perbekalan itu sedikit. Bahaya itu besar. Dan jalan itu tertutup. Selain keikhlasan karena wajah Allah, dari ilmu dan amal, adalah tertolak pada pihak pengecam, yang dapat melihat.


Berjalan ke jalan akhirat serta banyaknya tipu-daya tanpa penunjuk dan teman adalah pay ah dan sukar. Maka penunjuk-penunjuk jalan itu ialah kaum ulama. Mereka adalah pewaris nabi - nabi. Telah kosonglah zaman dari mereka. Tidak ada yang tinggal, kecuali orang-orang yang berbuat resmi-resmian. Kebanyakan telah digoda sethan dan terjerumus ke dalam kesesatan. Masing-masing mereka telah tertarik kepada keuntungan yang dekat. Lalu memandang yang baik menjadi buruk dan yang buruk menjadi baik. Sehingga ilmu agama senantiasa terinjak-injak dan nur hidayah hilang lenyap disegala pelosok bumi.


Orang-orang itu berkhayal kepada orang banyak, bahwa ilmu pengetahuan itu tak lain, dari fatwa pemerintah yang dipakai oleh para kadli (hakim) untuk menyelesaikan persengketaan ketika berkecamuk kezaliman. Atau ilmu pengetahuan itu ialah jidal (perdebatan), yang diperalat oleh orang yang mencari kemegahan untuk memperoleh kemenangan dan keuntungan. Atau ilmu pengetahuan itu ialah sajak yang dihiasi, yang dipergunakan oleh juru-juru nasehat supaya dapat mempengaruhi orang awam. Karena mereka itu, tidak melihat, selain dari yang tiga tadi, tempat memburu yang haram dan menangguk harta kekayaan duniawi.

1.Hadits Ini diriwayatkan Ath-Thabrarani dan AL -Baihaqi dari Abu Hurairah dengan isnad dla'ff.

Adapun ilmu jalan akhirat yang ditempuh ulama-ulama terdahulu yang saleh, yang dindmakan oleh Allah swt. dalam KitabNya dengan Fiqih, Hikmah, Ilmu, Cahaya, Nur, Hidayah dan Petunjuk, maka telah dilipat dari orang banyak dan menjadi hal yang dilupakan.


Manakala hal yang demikian itu menghancurkan Agama dan mendatangkan bahaya yang mengerikan, maka aku berpendapat bahwa berusaha menyusun kitab ini, adalah penting untuk Menghidupkan Kembali Ilmu-ilmu Agama (Ihya Ulumiddin), membukakan jalan yang dilalui imam-imam yang terdahulu dan memberi penjelasan maksud dari ilmu pengetahuan yang berguna, dari nabi- nabi dan ulama-ulama terdahulu yang saleh.


Aku buat dasar kitab ini empat bahagian besar (empat rubu') yaitu:


1.bahagian (rubu') per'ibadatan (rubu' 'ibadah).


2.bahagian (rubu') pekerjaan sehari-hari (rubu'adat kebiasaan).


3.bahagian (rubu') perbuatan yang membinasakan (rubu'al-muhlikat).


4.bahagian (rubu') perbuatan yang menyelamatkan (rubu' al-munjiyat).


Aku mulai sejumlah dengan "kitab ilmu", karena ilmu itu amat penting, untuk pertama-tama aku bentangkan, tentang ilmu, di mana segala orang berbakti kepada Allah dengan menuntutnya, di atas sabda Rasul saw. yang bersabda :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : طلب العلم فريضة على كل مسلم

(Thalabul 'ilmi fariidlatun 'alaa kulli muslim) Artinya :"Menuntut ilmu itu wajib atas tiap-tiap muslim". (1)

1.Diriwayatkan Ibnu Majah dari Anas Dipandang dla'if oleh AlBaihaqi dan lainnya.
إذ قال صلى الله عليه وسلم : نعوذ بالله من علم لا ينفع

(Na'uudzu billaahi min 'ilmin laa yanfa').
Artinya :"Kita berlindung dengan Allah, dari ilmu yang tidak bermanfa'at". (1)


Aku akan buktikan kecenderungaii manusia sekarang, jauh dari bentuk kebenaran. Tertipunya mereka dengan kilatan patamorgana. Dan kepuasan mereka dengan kulit ilmu, tanpa isi.


Bahagian (rubu') ibadah, melengkapisepuluh kitab :

1.Kitab ilmu.

2.Kitab kaidah-kaidah i'tikad (aqidah).

3.Kitab rahasia (hikmah) bersuci.

4.Kitab hikmah shalat.

5.Kitab hikmah zakat.

6.Kitab hikmah shiam(puasa).

7.Kitab hikmah hajji.

8.Kitab adab (kesopanan) membaca Al-Qur'an.

9.Kitab dzikir dan do'a.

10 Kitab tartib wirid pada masing-masing waktunya.

Bahagian (rubu') pekerjaan sehari-hari melengkapi sepuluh kitab :

1.Kitab adab makan.

2.Kitab adab perkawinan.

3.Kitab hukum berusaha (bekerja).

4.Kitab halal dan haram.

5.Kitab adab berteman dan bergaul dengan berbagai golongan manusia.

6.Kitab 'uzlah (mengasingkan diri).

7.Kitab adab bermusafir (berjalan jauh).

8.Kitab mendengar dan merasa.

9.Kitab amar ma'ruf dan nahi mungkar.

10. Kitab adab kehidupan dan budi-pekerti (akhlaq) kenabian.


Diriwayatkan Ibnu Majah dari Jabir dengan isnad baik.


Bahagian (rubu') perbuatan yang membinasakan, melengkapi sepuluh kitab :


1.Kitab menguraikan keajaiban hati.


2.Kitab latihan diri (jiwa).


3.Kitab bahaya hawa nafsu perut dan kemaluan.


4.Kitab bahaya lidah.


5.Kitab bahaya marah, dendam dan dengki.


6.Kitab tercelanya dunia.


7.Kitab tercelanya harta dan kikir.


8.Kitab tercelanya sifat suka kemegahan dan cari muka (ria).


9.Kitab tercelanya sifat takabur dan mengherani diri ('ujub).


10. Kitab tercelanya sifat tertipu dengan kesenangan duniawi.


Bahagian (rubu') perbuatan yang melepaskan, melengkapi sepuluh kitab :


1.Kitab taubat.


2.Kitab sabar dan syukur.


3.Kitab takut dan harap.


4.Kitab fakir dan zuhud.


5.Kitab tauhid dan tawakkal.


6.Kitab cinta kasih , rindu , jinak hati dan rela.


7.Kitab niat, benar dan ikhlas.


8.Kitab muraqabah dan menghitung amalan.


9.Kitab memikirkan hal diri (tafakkur).


10Kitab ingat mati.



Adapun bahagian 'ibadah, maka akan saya terangkan nanti peri adabnya yang mendalam, sunat-sunatnya yang halus-halus dan maksudnya yang penuh hikmah, yang diperlukan oleh orang yang ber- ilmu, yang mengamalkan. Bahkan tidaklah dari ulama akhirat, orang yang tidak memperhatikan kepadanya. Dan yang terbanyak daripadanya, adalah termasuk yang disia-siakan dalam ilmu fiqih.Adapun bahagian pekerjaan sehari-hari, maka akan saya terangkan hikmah pergaulan yang berlaku antara sesama manusia, liku-likunya, sunatnya yang halus-halus dan sifat memelihara diri yang tersembunyi pada tempat-tempat lalunya. Yaitu, yang harus dipunyai oleh orang yang beragama.


Adapun bahagian perbuatan yang membinasakan, maka akan saya terangkan nanti semua budi pekerti yang tercela yang tersebut dalam Al-Qur'an, dengan menghilangkannya membersihkan jiwa dan mensucikan hati daripadanya. Saya akan terangkan masing-masing dari budi pekerti itu, batas dan hakikatnya. Kemudian akan saya sebutkan sebab terjadinya, kemudian bahaya yang timbul dari padanya, kemudian tanda-tanda mengenalinya, kemudian cara mengobatinya supaya terlepas kita dari padanya. Semuanya itu, disertai dengan dalil-dalil ayat, hadits dan kata-kata shahabat Nabi (atsar).


Adapun bahagian perbuatan yang melepaskan, maka akan saya terangkan semua budi pekerti yang terpuji dan keadaan yang disukai, yang menjadi budi pekerti orang-orang muqarrabin dan shiddiqin, yang mendekatkan hamba kepada Tuhan semesta alam. Saya akan terangkan pada tiap-tiap budi pekerti itu, batasnya, hakikatnya, sebab yang membawa tertarik kepadanya, faedah yang dapat diperoleh daripadanya, tanda-tanda untuk mengenalinya dan keutamaan yang membawa kegemaran kepadanya, serta apa yang ada padanya, dari dalil-dalil syari'at dan akal pikiran,


Penulis-penulis lain sudah mengarang beberapa buku mengenai sebahagian dari maksud-maksud tadi. Akan tetapi kitab ini, berbeda dari buku-buku itu dalam lima hal


1.Menguraikan dan menjelaskan apa yang ditulis penulis-penulis lain secara singkat dan umum.
2.Menyusun dan mengatur apa yang dibuat mereka itu berpisah-pisah dan bercerai-berai.
3.Menyingkatkan apa yang dibuat mereka itu berpanjang-panjang dan menentukan apa yang ditetapkan mereka.
4..Membuang apa yang dibuat mereka itu berulang-ulang dan menetapkan dengan kepastian diantara yang diuraikan itu.

5..Memberi kepastian hal-hal yang meragukan yang membawa kepada salah paham, yang tidak disinggung sedikitpun dalam buku-buku yang lain. Karena semuanya, walaupun mereka itu menempuh pada suatu jalan, tetapi tak dapat di bantah, bahwa masing-masing orang salik (orang yang berjalan pada jalan Allah) itu mempunyai perhatian tersendiri, kepada sesuatu hal yang tertentu baginya dan dilupakan teman-temannya. Atau ia tidak lalai dari perhatian itu, akan tetapi lupa dimasukkannya ke dalam buku-bukunya. Atau ia tidak lupa akan tetapi ia dipalingkan oleh sesuatu yang memalingkannya dari pada menyingkapkan yang tertutup daripadanya.Maka inilah keadaan-keadaan khusus bagi kitab ini serta mengandung pula semua ilmu pengetahuan itu.


Sesungguhnya yang membawa aku mendasarkan kitab ini pada empat bahagian (rubu), adalah dua hal :


Pertama :-yaitu pendorong asli—bahwa susunan ini pada menjelaskan hakikat dan pengertian, adalah seperti ilmu dlaruri (ilmu yang mudah, tak memerlukan kepada pemikiran mendalam). Sebab pengetahuan yang menuju ke akhirat itu, terbagi kepada ilmu mu'amalah dan ilmu mukasyafah.

Yang dimaksud dengan ilmu mukasyafah ialah yang diminta mengetahuinya saja. Dan dengan ilmu mu'amalah ialah yang diminta, di samping mengetahuinya, hendaklah diamalkan. Dan yang dimaksudkan dari kitab ini, ialah ilmu mu 'amalah saja, tidak ilmu mukasyafah, yang tidak mudah menyimpannya di buku-buku, meskipun menjadi tujuan maksud para pelajar dan keinginan perhatian orang-orang shiddiqin.

Dan ilmu mu'amalah itu adalah jalan kepada ilmu mukasyafah. Tetapi, para nabi -rahmat Allah kepada mereka tidak memper katakan pada orang banyak, selain mengenai ilmu untuk jalan dan petunjuk kepada ilmu mukasyafah itu.

Adapun ilmu mukasyafah, mereka tidak memperkatakannya selain dengan jalan rumus dan isyarat, yang merupakan contoh dan kesimpulan. Karena para Nabi itu tahu akan singkatnya paham orang banyak untuk dapat memikulnya.

Alim ulama itu adalah pewaris Nabi-nabi. Maka tiada jalan bagi mereka untuk berpaling daripada mengikuti dan mematuhinya.


Kemudian, ilmu mu'amalah itu terbagi kepada :


1- ilmu dhahir, yaitu ilmu, mengenai amal perbuatan anggota badan.
2.-ilmu bathin, yaitu ilmu mengenai amal perbuatan hati dan yang melalui pada anggota badan.


Adakalanya adat kebiasaan dan adakalanya 'ibadah.


Dan yang datang pada hati, yang dengan sebab terdinding dari pancaindra, termasuk bagian alam malakut, adakalanya terpuji dan adakalanya tercela. Maka seharusnyalah, ilmu ini terbagi dua, yaitu : dhahir dan bathin.


Bagian dhahir yang menyangkut dengan anggota badan, terbagi kepada adat kebiasaan dan ibadah. Bagian bathin yang menyangkut dengan hal ihwal hati dan budi pekerti jiwa, terbagi kepada : yang tercela dan yang terpuji. Jadi, semuanya berjumlah empat bahagian. Dan tidaklah kurang perhatian pada ilmu mu'amalah, dari bahagian-bahagian ini.


Pendorong Kedua :


Yang menggerakkan untuk menyusun kitab ini menjadi empat bahagian, ialah aku melihat keinginan para pelajar, besar sekali kepada ilmu fiqih, ilmu yang layak bagi orang yang tidak takut kepada Allah swt., yang memperalat ilmu itu untuk mencari kemegahan dan penonjolan dengan kemegahan serta kedudukan dalam perlombaan. Dan ilmu fiqih itu terdiri dari empat bahagian. Dan orang yang menghiasi dirinya dengan hiasan yang disukai orang banyak, tentu dia akan disukai. Maka aku tidak jauh dalam membentuk kitab ini dengan bentuk fiqih untuk menarik hati golongan pelajar-pelajar. Dan karena inilah, sebahagian orang yang ingin menarik hati pembesar-pembesar kepada ilmu kesehatan, bertindak lemah lembut, lalu membentuknya dalam bentuk ilmu bintang dengan memakai ranji dan angka. Dan menamakannya ilmu taqwim kesehatan, supaya kejinakan hati mereka dengan cara itu menjadi tertarik kepada membacanya.


Berlemah-lembut menarik hati orang kepada ilmu pengetahuan yang berguna dalam kehidupan abadi, adalah lebih penting daripada kelemah-lembutan menariknya kepada ilmu kesehatan, yang faedahnya hanya untuk kesehatan jasmaniyah belaka.


Faedah pengetahuan ini ialah membawa kesehatan kepada hati dan jiwa yang bersambung terus kepada kehidupan abadi. Apalah artinya ilmu kesehatan itu yang hanya dapat mengobati tubuh kasar saja, yang akan hancur binasa dalam waktu yang tidak lama lagi. Kita bermohon kepada Allah swt. akan taufiq bagi petunjuk dan kebenaran. Bahwa Allah Maha Pemurah lagi Maha Pengasih.
Ayat-ayat yang menerangkan keutamaan belajar yaitu firman Allah Ta'ala :
فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ
(Falaulaa nafara min kulli firqatin minhum thaaifatun liyatafaqqa- huu fiddiin).
Artinya :"Mengapa tidak pula berangkat satu rombongan dari tiap-tiap golongan itu untuk mempelajari perkara agama". (S. At-Taubah, ayat 122).

Dan firman Allah 'Azza wa Jalla :
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
(Fas-aluu ahladz dzikri in kumtum laa ta'lamuun).
Artinya :"Maka bertanyalah kamu kepada ahli ilmu jika kamu tidak tahu".(S.An-Nahl, ayat 43).

Adapun hadits Nabi صلى الله عليه وسلم diantara lain sabdanya :
فقوله صلى الله عليه وسلممن سلك طريقا يطلب فيه علما سلك الله به طريقا إلى الجنة.
(Man salaka thariiqan yathlubu fiihi 'ilman salakallaahu bihi tharii- qan ilal jannah).
Artinya :"Barangsiapa menjalani suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka dianugerahi Allah kepadanya jalan ke sorga". (1)
1.Dirawikan Muslim dari Abi Hurairah.

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
 إن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضاء بما يصنع
(Innal malaaikata latadla'u ajnihatahaa lithaalibil 'ilmi ridlaa-an bi- maa yashna'u).
Artinya :"Sesungguhnya malaikat itu membentangkan sayapnya kepada penuntut ilmu, tanda rela dengan usahanya itu". (1)

Dan sabda Nabi  صلى الله عليه وسلم
 لأن تغدو فتتعلم بابا من العلم خير من أن تصلي مائة ركع   
(Lian tahgduwa fatata'allama baaban minal 'ilmi khairun min an tushalliya mi-ata rak'atin).
Artinya :"Bahwa sesungguhnya engkau berjalan pergi mempelajari suatu bab dari ilmu adalah lebih baik daripada engkau melakukan shalat seratus raka'at". (2)

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
باب من العلم يتعلمه الرجل خير له من الدنيا وما فيها
(Baabun minal 'ilmi yata'allamuhur rajulu khairun lahuu minad dunyaa wa maa fiihaa).
Artinya :"Suatu bab dari ilmu yang dipelajari seseorang, adalah lebih baik baginya dari dunia dan isinya". (3)

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
اطلبوا العلم ولو بالصين
(Uthlubul 'ilma walau bish shiin)
Artinya :"Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina sekalipun". (4)


1.Dirawikan Ahmad. Ibnu Hlbban dan Al-Haklm dari Shafwan bin Assai.
2.Dirawikan Ibnu Abdul-Birri dari Abi Dzar.
3.Dirawikan Ibnu Hibban dan Ibnu Abdul-Birri dari Al-Hasan Al-Bashari.
4.Dirawikan Ibnu Uda dari Al-Baihaqi dan Anas.


Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
 طلب العلم فريضة على كل مسلم
(Thalabu! 'ilmi fariidlatun 'alaa kulli muslim).
Artinya :"Menuntut ilmu itu wajib atas tiap-tiap muslim ".

Dan bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
 وقال صلى الله عليه وسلم: العلم خزائن مفاتيحها السؤال ألا فاسألوا فإنه يؤجر فيه أربعة السائل والعالم والمستمع والمحب لهم
(Al-'ilmu khazaa-inu mafaatiihuhas- sualu. Alaa fas-aluu! Fainnahu yu'-jaru fiihi arba'atun : as-saa-ilu wal 'aalimu wal mustami'u wal muhibbu lahum).Artinya :"Ilmu itu adalah gudang-gudang. Anak kuncinya pertanyaan. Dari itu, bertanyalah! Sesungguhnya diberi pahala pada bertanya itu empat orang, yaitu : penanya, yang berilmu, pendengar dan yang suka kepada mereka yang tiga tadi". (1)

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
وقال صلى الله عليه وسلم:لا ينبغي للجاهل أن يسكت على جهله ولا للعالم أن يسكت على علمه
(Laa yanbaghii lil-jaahili an yaskuta 'alaa jahlihi walaa lil-'aalimi an yaskuta 'alaa 'ilmihi).
Artinya :"Tak wajarlah bagi orang yang bodoh, berdiam diri atas ke bodohannya. Dan tak wajarlah bagi orang yang berilmu, berdiam diri atas ilmunya". (2).

Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dzar ra. Berbunyi :
 حضور مجلس عالم أفضل من صلاة ألف ركعة وعيادة ألف مريض وشهود ألف جنازة 
"Menghadliri majelis orang berilmu, lebih utama daripada mendirikan shalat seribu raka'at, mengunjungi seribu orang sakit dan berta'ziah seribu janazah".

1.Dirawikan Abu Na'im dari Ali, hadits marfu'.
2.Dirawikan Ath-Thabrani dan Abu Na'lm dari Jabir. sanad dla'if

Lalu orang bertanya : "Wahai Rasulullah! Dari membaca Al-Quran?"
Maka menjawab Nabi صلى الله عليه وسلم :وهل ينفع القرآن إلا بالعلم "Adakah manfa'at Al-Quran itu selain dengan ilmu?".

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
من جاءه الموت وهو يطلب العلم ليحيي به الإسلام فبينه وبين الأنبياء في الجنة درجة واحدة
"Barangsiapa meninggal dunia sedang menuntut ilmu untuk menghidupkan Islam, maka antara dia dan Nabi-Nabi dalam sorga sejauh satu tingkat".


Menurut atsar (kata-kata shahabat Nabi dan pemuka-pemuka Islam), maka berkata Ibnu Abbas ra. : "Aku telah menghinakan seorang penuntut ilmu, lalu aku memuliakan yang dituntutnya".

Demikian pula berkata Ibnu Abi Mulaikah ra :Belum pernah aku melihat orang seperti Ibnu Abbas. Apabila aku melihatnya maka tampaklah, mukanya amat cantik. Apabila ia berkata-kata maka lidahnya amat lancar. Dan apabila ia memberi fatwa maka dialah orang yang amat banyak ilmunya".

Berkata Ibnul Mubarak ra : "Aku heran orang yang tidak menuntut ilmu! Bagaimana ia mau membawa dirinya kepada kemuliaan".

Berkata setengah hukama : "Sesungguhnya aku tidak belas kasihan kepada orang-orang, seperti belas kasihanku kepada salah seorang dari dua : orang yang menuntut ilmu dan tidak memahaminya dan orang yang memahami ilmu dan tidak menuntutnya".

Berkata Abud Darda' ra : "Lebih suka aku mempelajari satu masalah, daripada mengerjakan shalat satu malam".

Dan ditambahkannya pula : "Orang yang berilmu dan orang yang menuntut ilmu, berserikat pada kebajikan. Dan manusia lain adalah bodoh, tak ada kebajikan padanya".

Dan katanya lagi : "Hendaklah engkau orang berilmu atau belajar atau mendengar ilmu dan janganlah engkau orang keempat (tak termasuk salah seorang dari yang tiga tadi) maka binasalah engkau ".

Berkata 'Atha' : "Suatu majelis ilmu itu, akan menutupkan dosa tujuh puluh majelis yang sia-sia".
Berkata Umar ra. : "Meninggalnya seribu 'abid, yang malamnya mengerjakan shalat dan siangnya berpuasa, adalah lebih mudah, daripada meninggalnya seorang alim yang mengetahui yang dihalal kan dan yang diharamkan Allah".

Maka Berkata Imam Asy-Syafi'i ra. : وقال الشافعي رضي الله عنه: طلب العلم أفضل من النافلة Menuntut ilmu adalah lebih utama daripada berbuat ibadah sunnah ".

Berkata Ibnu Abdil Hakam ra: كنت عند مالك أقرأ عليه العلم فدخل الظهر فجمعت الكتب لأصلي Adalah aku belajar ilmu pada Imam Malik. Lalu masuk waktu Dhuhur. Maka aku kumpul kan semua kitab untuk mengerjakan shalat.

Maka berkata Imam Malik : فقال: يا هذا ما الذي قمت إليه بأفضل مما كنت فيه إذا صحت النية Hai, tidaklah yang engkau bangun hendak mengerjakannya itu, lebih utama daripada apa yang ada engkau di dalamnya, apabila niat itu benar".

Berkata Abud-Darda' ra. :وقال أبو الدرداء رضي الله عنه: من رأى أن الغدو إلى طلب العلم ليس بجهاد فقد نقص في رأيه وعقله Barangsiapa berpendapat bahwa pergi menuntut ilmu bukan jihad, maka adalah dia orang yang kurang pikiran dan akal"


فضيلة التعليم
Ayat-ayat yang menerangkan keutamaan mengajar, yaitu firman Allah 'Azza wa Jalla :
وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
(Wa liyundziruu Qaumahum idzaa raja'uu ilaihim la'allahum yah-dzaruun)
Artinya :"Supaya mereka dapat memberikan peringatan kepada kaumnya bila telah kembali kepada mereka. Mudah-mudahan mereka berhati hati (menjaga dirinya)".
(S. At-Taubah, ayat 122).Yang dimaksud ialah mengajar dan memberi petunjuk.

Dan firman Allah Ta'ala :
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلا تَكْتُمُونَهُ
(Wa-idz akhadzallaahu miitsaaqalladziina uutul kitaaba latubayyi-nunnahu linnaasi walaa taktumuunahu). S. Ali 'Imraan, ayat 187.Artinya :"Tatkala diambil oleh Allah akan janji dari mereka yang diberikan Kitab supaya diterangkannya kepada manusia dan tidak disembunyikannya". (S. Ali 'imran, ayat 187).Ini membuktikan akan kewajiban mengajar.

Dan firman Allah Ta'ala :
وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Wa inna fariiqan minhum layaktumuunal haqqa wa hum ya'lamuun)
Artinya :"Sesungguhnya satu golongan dari mereka menyembunyikan kebenaran sedang mereka itu mengetahuinya". (S. Al-Baqarah, ayat 146) Ini menunjukkan haram menyembunyikan ilmu, seperti firmanNya tentang menjadi saksi :

Firman Allah
وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ 
(Wa man yaktumhaa fainnahuu aatsimun qalbuh).
Artinya :"Dan barangsiapa menyembunyikan kesaksian (tak mau menjadi saksi) maka berdosalah hatinya (ia menjadi orang yang berdosa".(S. Al-Baqarah, ayat 283)

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
وقال صلى الله عليه وسلم: ما آتى الله عالما علما إلا وأخذ عليه من الميثاق ما أخذ على النبيين أن يبينوه للناس ولا يكتموه
Artinya :Tidak diberikan oleh Allah kepada seseorang yang berilmu akan ilmu, melainkan telah diambilNya janji seperti yang diambilNya kepada nabi-nabi, bahwa mereka akan menerangkan ilmu itu kepada manusia dan tidak akan menyembunyikannya (1)

Dan firman Allah swt. :سورة فصلت: الآية     
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا
(Wa man ahsanu qaulan mimman da'aa ilallaahi wa 'amila shaaliha).سورة فصلت: الآية  
Artinya :"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang memanggil kepada Allah dan dia berbuat amalan yang shalih?".(S. Haa Mim as-Sajadah, ayat 33).

1. Dirawikan Abu Na'im dari Ibnu mas'ud.

Berfirman Allah Ta'ala :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ
(Ud'u ilaa sabiili rabbika bilhikmati wal mau'idhatil hasanah).(S. An-Nahl, ayat 125).
Artinya :"Serukanlah ke jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan pengajaran yang baik ".
(S. An-Nahl, ayat 125).

Berfirman Allah Ta'ala :
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
(Wa yu'allimuhumul kitaaba wal hikmah).
Artinya :"DiajariNya mereka akan kitab dan kebijaksanaan".(S. Al-Baqarah, ayat 129).

Adapun hadits yang menerangkan keutamaan mengajar, yaitu sabda Nabi saw. kepada Mu'az ketika diutusnya ke Yaman :
لأن يهدي الله بك رجلا واحدا خير لك من الدنيا وما فيها
(Li-an yahdiyallaahu bika rajulan waahidan khairun laka minad dun-ya wa maa fiihaa).
Artinya :"Bahwasanya dengan sebabmu diberi petunjuk oleh Allah akan seseorang, lebih baik bagimu daripada dunia dan isinya". (Dirawikan Ahmad Dari Muadz)

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم  :
وقال صلى الله عليه وسلم : من تعلم بابا من العلم ليعلم الناس أعطي ثواب سبعين صديقا
(Man ta'allama baaban minal 'ilmi liyu'alliman naasa u'thiya tsawaaba sab'iina shiddiiqaa).
Artinya :Barangsiapa mempelajari satu bab dari ilmu untuk diajarkannya kepada manusia, maka ia diberikan pahala tujuh puluh orang shiddiq (orang yang selalu benar, membenarkan Nabi, seumpama Abu Bakar Shiddiq ". (1)

Bersabda Nabi Isa as. :
 من علم وعمل وعلم فذلك يدعى عظيما في ملكوت السموات
(Man 'alima wa 'amila wa aliama, fadzaalika yud'aa adhiiman fii malakuutis samaawaat).
Artinya :"Barangsiapa berilmu dan beramal serta mengajar, maka orang itu disebut "orang besar" di segala petala langit".

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم:
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم:  إذا كان يوم القيامة يقول الله سبحانه للعابدين والمجاهدين ادخلوا الجنة فيقول العلماء بفضل علمنا تعبدوا وجاهدوا فيقول الله عز وجل أنتم عندي كبعض ملائكتي اشفعوا تشفعوا فيشفعون ثم يدخلون الجنة
"Apabila datang hari qiamat nanti, maka berfirman Allah swt. kepada orang 'abid dan orang berjihad : "Masuklah ke dalam sorga!'.' Maka berkata para ulama : "Dengan kelebihan pengetahuan kami, mereka beribadah dan berjihad". Maka berfirman Allah 'Azza wa Jalla : "Kamu disisiKu seperti sebahagian malaikatKu. Berbuatlah syafa'at, niscaya kamu mendapat syafa'at. Lalu mereka berbuat syafa'at. Kemudian merekapun masuk sorga".

Dan ini, sesungguhnya adalah debgan ilmu yang berkembang dengan memberi pengajaran. Tidak ilmu yang beku, yang tidak berkembang.
حديث ابن عباس بسند ضعيف1..
2. Dirawikan Abu Manshur Ad-Dailami dari Ibnu Mas'ud, dengan sanad dla'if.

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم.

وقال صلى الله عليه وسلم: إن الله عز وجل لا ينتزع العلم انتزاعا من الناس بعد أن يؤتيهم إياه ولكن يذهب بذهاب العلماء فكلما ذهب عالم ذهب بما معه من العلم حتى إذا لم يبق إلا رؤساء جهالا إن سئلوا أفتوا بغير علم فيضلون ويضلون

Artinya:Bahwa Allah 'Azza wa Jalla tidak mencabut ilmu dari manusia yang telah dianugerahiNya, tetapi ilmu itu pergi, dengan perginya (mati) para ahli ilmu. Tiap kali pergi seorang ahli ilmu, maka pergilah bersamanya ilmunya. Sehingga tak ada yang tinggal lagi, selain dari kepala-kepala yang bodoh. Jika ditanya lalu memberi fatwa dengan tiada ilmu. Maka sesatlah mereka sendiri dan menyesatkan pula orang lain". (1)

Bersabda Nabi  صلى الله عليه وسلم :
وقال صلى الله عليه وسلم:  من علم علما فكتمه ألجمه الله يوم القيامة بلجام من نار
(Man 'alima 'ilman fakatamahu aljamahullaahu yaumal qiyaamati bilijaamin min naar).
Artinya : "Barangsiapa mengetahui sesuatu ilmu, lalu menyembunyikannya, maka ia dikenakan oleh Allah kekang, dengan kekang api neraka, pada hart qiamat". (2)

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
وقال صلى الله عليه وسلم: نعم العطية ونعم الهدية كلمة حكمة تسمعها فتطوى عليها ثم تحملها إلى أخ لك مسلم تعلمه إياها تعدل عبادة سنة

Artinya :"Sebaik-baik pemberian dan hadiah ialah kata-kata berhikmah. Engkau dengar lalu engkau simpan baik-baik. Kemudian engkau bawakan kepada saudaramu muslim. Engkau ajari dia. Perbuatan yang demikian, menyamai 'ibadah setahun ". (3)
1.Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amr.
2.Dirawikan Abu Dawud & At-Tirmidzi dari Abu Hurairah, Kata At-Tirmidzi,hadits hasan
3.Dirawikan Ath-Thabranl dari Ibnu Abbas, isnad dla'if.
Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
 الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ذكر الله سبحانه وما والاه أو معلما أو متعلما
(Ad-dun-yaa raal'uunatun mal'uunun maa fiihaa illaa dzikrallaahi subhaanahu wa maa waalaahu au mu'alliman au muta'alliman).Artinya :"Dunia itu terkutuk bersama isinya, selain berdzikir kepada Allah swt. dan apa yang disukai Allah atau menjadi pengajar atau pelajar' (1)

Bersabda Nabi  صلى الله عليه وسلم
إن الله سبحانه وملائكته وأهل سمواته وأرضه حتى النملة في جحرها حتى الحوت في
البحر ليصلون على معلم الناس الخير
Artinya :Bahwasanya Allah swt. malaikat-malaikatNya, isi langit dan bumi Nya, sampai kepada. semut di dalam lobang dan ikan di dalam laut, semuanya berdo'a kebajikan kepada orang yang mengajarkan manusia. (2)

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
 ما أفاد المسلم أخاه فائدة أفضل من حديث حسن بّلغه فبلَّغه
(Maa afaadal muslimu akhaahu faaidatan afdlala min hadiitsin hasanin, balaghahu fa ballaghahu).  Artinya :"Tiadalah seorang muslim memberi faedah kepada saudaranya, yang lebih utama dari pembicaraan yang baik, yang sampai kepadanya, lalu disampaikannya kepada saudaranya itu". (3)

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
 كلمة من الخير يسمعها المؤمن فيعلمها ويعمل بها خير له من عبادة سنة
(Kalimatun minal khairi yasma'uhal mu'minu fayu'allimuhaa wa ya'malu bihaa khairun lahu min 'ibaadati sanah).  Artinya :"Sepatah kata kebajikan yang di dengar oleh orang mu'min, lalu diajarinya dan diamalkannya, adalah lebih baik baginya dari ibadah setahun". (4)

1.Dirawikan At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Kata At-Tirmidzi, hadits hasan, gharib.
2.Dirawikan At-Tirmidzi dari Abl Amamah. Katanya hadis gharib.
3.Dirawikan Ibnu dari Muhammad bin Al-Munkadlr, hadits mursal.
4.Dirawikan Ibnul Mubarak dari Zald bin Aslam, hadits mursal.

Pada suatu hari Rasulullah keluar berjalan-jalan, lalu melihat dua majelis. Yang satu, mereka itu berdo'a kepada Allah dan ingin kepadaNya hati. Yang kedua mengajarkan manusia.

Maka bersabda Nabi  صلى الله عليه وسلم
أما هؤلاء فيسألون الله تعالى فإن شاء أعطاهم وإن شاء منعهم وأما هؤلاء فيعلمون    الناس وإنما بعثت معلما ثم عدل إليهم وجلس معهم
"Adapun mereka itu bermohon kepada Allah Ta'ala. Jika dikehendakiNya, maka dikabulkanNya. Jika tidak dikehendakiNya, maka ditolakNya. Sedang mereka yang satu majelis lagi, mengajarkan manusia dan aku ini diutuskan untuk mengajar".
Kemudian Nabi menoleh ke majelis orang mengajar, lalu duduk bersama mereka. (1)

Bersabda Nabi  صلى الله عليه وسلم.
وقال صلى الله عليه وسلم: مثل ما بعثني الله عز وجل به من الهدى والعلم كمثل الغيث الكثير أصاب أرضا فكانت منها بقعة قبلت الماء فأنبتت الكلأ والعشب الكثير وكانت منها بقعة أمسكت الماء فنفع الله عز وجل بها الناس فشربوا منها وسقوا وزرعوا وكانت منها طائفة قيعان لا تمسك ماء ولا تنبت كلأ
"Contohnya aku diutuskan oleh Allah dengan petunjuk dan ilmu, adalah seumpama hujan lebat yang menyirami bumi. Diantaranya ada sepotong tanah yang menerima air hujan itu, lalu menumbuhkan banyak rumput dan hilalang. Diantaranya ada yang dapat membendung air itu, lalu dimanfa'atkan oleh Allah 'Azza wa Jalla kepada manusia. Maka mereka minum, menyiram dan bercocok tanam. Dan ada sebahagian tempat yang rata, yang tidak membendung air dan tidak menumbuhkan rumput". (2)

Contoh pertama disebutnya, adalah sebagai tamsil teladan bagi orang yang dapat mengambil faedah dengan ilmunya. Contoh kedua disebutnya, ialah bagi orang yang dapat memanfa'atkannya. Dan contoh ketiga adalah bagi orang yang tak memperoleh apa-apa dari yang dua itu.

1.Diwarikan ibnu Majah dari Abdullah bin 'Amr, dengan sanad dlaif.
2.Diwarikan Al-Bukharl dan Muslim dari Abi Musa.
وقالصلى الله عليه وسلم : إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث علم ينتفع به
Artinya :"Apabila mati seorang anak Adam, putuslah amal perbuatannya selain dari tiga perkara, yaitu ilmu yang dimanfa'atkan". (1)

Bersabda Nabi  صلى الله عليه وسلم
الدال على الخير كفاعله
(Ad-dallu 'alal khairi kafaa'ilih).
Artinya :"Menunjuk kepada kebajikan, adalah seperti mengerjakannya ". (2)

Bersabda Nabi  صلى الله عليه وسلم
لا حسد إلا في اثنتين رجل آتاه الله عز وجل حكمة فهو يقضي بها ويعلمها الناس ورجل آتاه الله مالا فسلطه على هلكته في الخير
(Laa hasada illaa fitsnataini : rajulin aataahullaahu 'azza wa jalla hikmatan fahuwa yaqdlii bihaa wa yu'allimuhan naasa wa rajulin aataahullaahu maalan fasallathahu 'alaa halakatihi fil khair).Artinya :"Tak boleh iri hati selain pada dua : pertama pada orang yang dianugerahi Allah Ta'ala ilmu, maka ditegakkannya keadilan dengan ilmunya dan diajarkannya manusia. Dan kedua pada orang yang diberikan oleh Allah Ta'ala harta, maka dipergunakannya pada jalan kebajikan". (3)

1.Dirawikan Muslim dari Abu Hurairah. yang disebut di sini, hanya satu. Maka dua lagi, ialah : sadekah jariah (waqaf) dan anak yang shaleh yang berdoa kapadanya.
2.Dirawikan At-Tirmldzi dari Anas, katanya : hadits gharlb.
3.Dirawikan Al-Bukhari dan Muslim dari ibnu Mas'ud.

Bersabda Nabi صلى الله عليه وسلم
وقال صلى الله عليه وسلم:  على خلفائي رحمة الله قيل ومن خلفاؤك قال الذين يحيون سنتي ويعلمونها عباد الله
('Alaa khulafaa-ii rahmatullaah. Qiila : wa man khulafaauk' Qaala : alladziina yuhyuuna sunnatii wa yu'allimuhaa 'ibaadallaah). Artinya :"Rahmat Allah kepada khalifah-khalifahku!". Siapa khalifahmu ?", tanya orang. Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab : "Mereka yang menghidupkan sunnahku dan mengajarkannya kepada hamba Allah". (1)

Menurut atsar, yaitu berkata Umar ra. : "Barangsiapa menceriterakan suatu hadits, lalu diamalkan orang, maka baginya pahala seperti pahala yang diperoleh oleh orang yang mengamalkannya ".
Berkata Ibnu Abbas ra. : "Orang yang mengajarkan kebajikan kepada orang banyak, niscaya diminta ampun dosanya oleh segala sesuatu, hatta ikan di dalam laut".

Berkata setengah ulama : "Orang berilmu itu masuk antara Allah dan makhlukNya. Maka hendaklah ia memperhatikan, bagaimana ia masuk ".

Diriwayatkan bahwa Sufyan Ats-Tsuri ra. datang ke 'Askalan. Lalu ia berhenti pada suatu tempat dan tiada orang yang me- nanyakan halnya. Maka ia berkata : "Koreklah tanah bagiku supaya aku ke luar dari negeri ini. Ini adalah negeri, yang mati padanya ilmu". Dia mengatakan demikian, karena ingin menerangkan keuta- maan mengajar dan kekekalan ilmu dengan adanya pengajaran.

Berkata 'Atha' ra. : "Aku masuk ke tempat Sa'id bin Al-Musayyab dan ia sedang menangis. Lalu aku bertanya : "Apakah yang menyebabkan engkau menangis?".Ia menjawab : "Karena tak ada orang yang menanyakan sesuatu kepadaku ".

Berkata setengah mereka : "Ulama itu lampu segala masa. Masing-masing ulama itu menjadi lampu zamannya. Orang-orang yang semasa dengan dia dapat memperoleh nur daripadanya".
Berkata Al-Hasan ra. : "Kalau tak adalah orang yang berilmu, niscaya jadilah manusia itu seperti hewan. Artinya : dengan mengajar, para ahli ilmu itu, mengeluarkan manusia daribatas kehewanan, kepada batas kemanusiaan ".

Berkata 'Akramah : "Bahwa ilmu ini, mempunyai harga". Lalu orang menanyakan : "Apakah harganya itu?". 'Akramah menjawab:"Bahwa engkau letakkan pada orang yang bagus membawanya dan tidak menyia-nyiakannya".

1.Dirawikan Ibnu Abdil-Barr Dari Al-Hassan , Hadith Mursal

Berkata Yahya bin Mu'az : "Ulama itu lebih mencintai ummat Nabi Muhammad saw., daripada bapak dan ibu mereka sendiri".Lalu orang menanyakan : "Bagaimanakah demikian?". Yahya menjawab : "Sebabnya, karena bapak dan ibu mereka menjaganya daripada neraka dunia, sedang para ulama menjaganya daripada neraka akhirat".

Orang mengatakan : "Permulaan ilmu itu berdiam diri, kemudian mendengar, kemudian menghafal, kemudian mengerjakan dan kemudian menyiarkannya".

Ada orang mengatakan : "Ajarilah ilmumu akan orang yang bodoh! Dan belajarlah dari orang yang berilmu akan apa yang engkau tak tahu! Apabila engkau berbuat demikian, maka engkau tahu apa yang engkau tidak ketahui dan engkau hafal apa yang sudah engkau ketahui".


Berkata Mu'az bin Jabal mengenai mengajar dan belajar dan aku berpendapat bahwa perkataan ini juga adalah hadits marfu' :
وقال معاذ بن جبل في التعليم والتعلم ورأيته أيضا مرفوعا تعلموا العلم فإن تعلمه لله خشية وطلبه عبادة ومدارسته تسبيح والبحث عنه جهاد وتعليمه من لا يعلمه صدقة وبذله لأهله قربة وهو الأنيس في الوحدة والصاحب في الخلوة والدليل على الدين والمصبر على السراء والضراء والوزير عند الأخلاء والقريب عند الغرباء ومنار سبيل الجنة يرفع الله به أقواما فيجعلهم في الخير قادة سادة هداة يقتدى بهم أدلة في الخير تقتص آثارهم وترمق أفعالهم وترغب الملائكة في خلتهم وبأجنحتها تمسحهم وكل رطب ويابس لهم يستغفر حتى حيتان البحر وهوامه وسباع البر وأنعامه والسماء ونجومها
"Pelajarilah ilmu! Maka mempelajarinya karena Allah itu taqwa. Menuntutnya itu ibadah. Mengulang-ulanginya itu tasbih. Membabahaskannya itu jihad. Mengajarkan orang yang tidak tahu itu sedekah. Memberikannya kepada ahlinya itu mendekatkan diri kepada Tuhan. Ilmu itu teman waktu sendirian dan kawan waktu kesepian, penunjuk jalan kepada agama, pemberi nasehat bersabar waktu suka dan duka, seorang menteri di tengah-tengah teman sejawat, seorang keluarga di tengah-tengah orang asing dan sinar jalan ke sorga. Dengan ilmu, diangkat oleh Allah beberapa kaum, lalu dijadikanNya mereka pemimpin, penghulu dan penunjuk jalan pada kebajikan. Diambil orang menjadi ikutan dan penunjuk jalan pdkebajikan. Jejak mereka diikuti,perbuatan mereka diperhatikan. Malaikat suka kepada tingkah laku mereka. Disapunya mereka dengan sayapnya. Seluruh yang basak dan yang kering meminta ampun akan dosa mereka, hatta ikan dan binatang laut, binatang buas dan binatang jinak di darat, langit dan bintang-bintangnya". (1)

Karena ilmu itu, kehidupan hati dari kebutaan,
Sinar penglihatan dari kedhaliman
Dan tenaga badan dari kelemahan.
Dengan ilmu,hamba Allah itu, sampai ke tempat orang baik-baik dan derajat tinggi.
Memikirkan ilmu seimbang dengan berpuasa.
Mengulang-ulanginya seimbang dengan mengerjakan shalat.
Dengan ilmu, orang ta'at kepada Allah 'Azza wa Jalla, beribadah,berjanji, bertauhid, menjadi mulia, menjadi wara' menyambung silaturrahmi dan mengetahui halal dan haram.
Ilmu itu imam dan amal itu pengikutnya.
Diilhamkan ilmu kepada orang-orang berbahagia dan diharamkan kepada orang-orang celaka.
Kita bermohon kepada Allah taufiq yang baik.



1.Dirawikan Abusy Syaikh Ibnu Hlbban dan Ibnu Abdil-Barr. Katanya : tidak mempunyai isnad yang kuat.






Pembukaan

Klik Di bawah untuk pdf version Ihya Jilid 1 PDF Ihya Jilid 2 Pdf IHYA ULUMUDDIN AL GHAZALI Arabic Versio...